Minggu, 23 September 2018

Mendaki Pura Pucak Mangu

Halo para sobat pembaca, tak terasa sudah hampir 2 bulan sejak pendakian terakhir saya ke Pura Lempuyang. Kebetulan hari Minggu kemarin saya menyempatkan diri untuk mendaki ke Pura Pucak Mangu. Pura Pucak Mangu terletak di Plaga Petang kabupaten Badung, jika anda berkendara dari arah Singaraja anda bisa melalui jalur di Baturiti, dimana setelah ada jalan tikungan menurun anda akan nenemukan pertigaan di kiri jalan yang tidak terlalu besar, atau untuk lebih mudahnya bisa cek di google maps. Lokasi Pura tersebut searah dengan air terjun Nungnung di Plaga, kira2 10 km lagi dari air terjun tersebut hingga bertemu persimpangan jalan yang terdapat plang penunjuk arah ke tempat tersebut. Dari persimpangan itu kita belok kiri terus lurus ikuti jalan utama, setelah 10 menit kita akan tiba di Pelataran Pura Pucak Mangu. Dari sini kita arahkan lagi kendaraan sampai menemukan sebuah pertigaan dan kemudian belok kiri, terus lurus sampai di parkiran.

Setelah sampai di parkiran, barulah pendakian sepanjang 2 km dimulai. Untuk menuju puncak kita harus melewati 4 pos, masing-masing pos berjarak kurang lebih 400-600 meter jaraknya dari satu pos ke pos selanjutnya. Setelah mendaki selama 30 menit kira-kira kami sampai di pos 1, kami beberapa kali beristirahat sambil sedikit meneguk persediaan air yang kami bawa. Dari start hingga ke pos 1 kondisi trek sangat bersahabat dengan beberapa pohon tumbang sedikit merintangi jalan setapak yang kami lalui. Dari pos 1 kami melanjutkan perjalanan ke pos 2 dengan waktu tempuh kurang lebih 50 menit, trek masih sebelas dua belas dengan arah perjalanan ke pos 1. Dalam perjalanan ke pos 2 kami juga beberapa kali berhenti untuk beristirahat sambil mengurangi rasa dahaga. Selanjutnya adalah perjalanan ke pos 3 yang kami lalui dalam waktu hampir 1 jam atau mungkin sekitar 50 menit, di arah perjalanan ke pos 3 kami menemui beberapa jalan yang sudah tidak menanjak dan bahkan di beberapa titik ada jalan turunannya, namun disini juga terdapat bekas tanah longsor dimana lebar jalan kira-kira hanya 30 cm dengan jurang yang lumayan dalam dikirinya. Selanjutnya adalah perjalan terberat dari semua pos, yaitu pos 4 yang terletak 100 meter dibawah puncak. Dalam perjalanan ke pos 4 kita akan menjumpai pura Beji, dimana disini kita bisa melakukan persembahyangan sambil beristirahat. Dari pura Beji ini ke pos 4 kira-kira memerlukan waktu 40 menit. Setelah melanjutkan perjalanan dari pura Beji tersebut kita akan menghadapi trek yang cukup menguras stamina, apalagi setelah berjalan cukup jauh melewati pos 1,2 dan 3. Tangga terjal kami temui disini, tidak ada lagi permukaan datar atau landai apalagi jalan turunan, kami melewati trek full tanjakan. Setelah melewati semua tangga dan tanjakan terjal tersebut, kita akan tiba di pos 4 pada ketinggian 1850 m dpl. Setelah tiba di pos 4 bisa dikatakan puncak sudah di depan mata, dan benar saja dari pos 4 ke puncak jaraknya kurang dari 10 menit. Setelah tiba di puncak kami langsung duduk sambil melepas lelah di semacam bale, dengan pemandangan Pura dengan beberapa pelinggih dan juga satwa penghuni setempat yaitu kera primata yang lebih kita kenal sebagai monyet.

Kami berada di puncak kurang lebih selama 1 jam, dimana kegiatan kami disana setelah beristirahat tentu saja mengabadikan beberapa moment dengan kamera, lalu bersembahyang dan juga karena kondisi sampah yang lumayan berserakan, kami berinisiatif untuk sedikit membersihkannya dengan menyapu dan memungutnya, lumayan setidaknya menjadi lebih bersih dari sebelumnya. Selesai membersihkan pura, kami lanjut untuk turun karena takut kemalaman. Perjalanan turun kami kira-kira hanya membutuhkan setengah waktu daripada mendaki. Dengan persediaan air yang mulai terbatas, kami melakukan istirahat sejarang mungkin, mungkin hanya 2-3 kali per pos. Sampai di pos 2, matahari mulai terbenam dan hanya menyisakan sinar remang-remang, saya sempat sedikit takut ketika sebuah pohon bergoyang-goyang padahal disekitarnya tak satu pun pohon yang bergerak. Namun untung saja kami sampai di pos 1 sebelum keadaan benar-benar gelap gulita, dari pos 1 sampai bawah kami terus berjalan dengan badan yang sudah sangat kelelahan, punggung dan pinggang saya benar-benar pegal rasanya. Setelah sampai di tempat parkir, kami langsung mencari warung makan untuk mengisi tenaga. Setelah mengisi perut, kami lanjutkan perjalanan pulang ke Singaraja.