Bandung Adventure
Hola amigos i am back, kali ini saya ingin berbagi cerita ketika saya berwisata ke kota Bandung. Kota yang dikenal sebagai paris van java, kota kembang dan juga kota bandung lautan api. Diawali dengan secara iseng mengajak teman saya untuk berpergian ke kota bandung dan respon teman saya yang positif, deal lah kami untuk melancong kesana. Diawali dengan booking tiket mumpung ada tiket promo air asia yang sekitar 200 ribuan untuk berangkat ke Bandung dari ngurah rai airport. Kami berangkat hari Jumat dan setelah berangkat dari singaraja membawa motor dan koper menuju airport ngurah rai, kebetulan teman saya berdomisili di Denpasar sehingga dia langsung menunggu di airport. Setelah memarkir motor, saya sempat kebingungan
untuk menuju keberangkatan domestik, maklum saya baru pertama kali ini naik pesawat, hehe dan satu-satunya hingga kini.
Setelah sampai di depan ruang keberangkatan domestik saya pun menunggu teman saya, ngomong-ngomong kok kerenan di ruang keberangkatan internasional ya, saat saya mengantar teman saya yang ingin ke amerika memang tampak lebih megah dibanding keberangkatan domestik. Setelah teman saya muncul kami lalu bersama-sama menuju ke dalam keberangkatan domestik. Teman saya memang saya andalkan karena mulai dari memesan tiket sampai memesan home stay di bandung saya serahkan dan percayakan sepenuhnya kepadanya karena dia sudah pernai naik pesawat sebelumnya. Setelah menunggu cukup lama lalu kami menuju ke loket air asia untuk check in agar tiket yang dipesan saat online menjadi confirm. Tiket yang kita print saat memesan lewat online dan dikirik ke email kita di confirm di sini dengan menggunakan ktp, barulah kita mendapat tiket resmi atau memperoleh boarding pass (tiket masuk pesawat) dan menuju ke ruang tunggu atau boarding room, setelah menimbang koper dan membayar biaya tambahan untuk bagasi, koper lalu diberi label dan label satunya dibawa oleh kita, maka resmilah kami titipkan koper di bagasi pesawat. Setelah membayar pajak airport dan masuk ke ruang tunggu atau boarding room, kami lalu kembali menunggu pesawat untuk siap berangkat. Melalui pengeras suara satu persatu rute dan nama penerbangan disebutkan sesuai jadwal keberangkatan dan sampai tibalah giliran pesawat kami diumumkan untuk berangkat. Kami menuju ke pesawat dengan berjalan kaki, pesawat yang kami tumpangi tidak terlalu besar hanya ada du baris yang setiap baris berisi untuk 3 kursi. Teman saya mengambil posisi di dekat jendela paling kanan, saya di tengah dan di sebelah kiri saya bapak-bapak yang terus tertidur selama perjalanan.
Di dalam pesawat rasanya mirip naik bis, sebelum take off kami diwaibkan memakai sabuk pengaman, begitu pesawat lepas landas barulah terasa rasanya seperti kalau kita naik bis di jalan yang menurun terus tiba-tiba menanjak ya mirip-mirip roller coster lah sedikit. Di udara rasanya ngeri-ngeri nikmat, mungkin karena pertama kali naik pesawat jadi saya sedikit agak kagok. Karena angin berhembus cukup kencang maka sering terjadi turbulensi yang bikin ngeri yaitu kadang pesawat seperti turun naik bergoyang, mengingat kata habibie di film ainun dan habibie yaitu kalau pesawat turbulensi artinya bagus dan kalau tidak turbulensi barulah bahaya karena mungkin ada yang berlubang di badan pesawat, turbulensi menandakan pesawat tidak ada lubang dan aman, hanya karena menabrak awan dan angin. Saya habiskan sebagian besar waktu di pesawat dengan membaca majalah yang ada di depan kantong kursi karena hanya itulah satu-satunya hiburan di pesawat. Setelah sejam lebih di udara kami mulai melihat penampakkan kota bandung di kejauhan dibawah terlihat atap-atap rumah bagaikan semut. Setelah berputar-putar sambil menunggu landasan siap kami menikmati sajian pemandangan kota bandung dari atas awan, akhirnya pesawat mendarat setelah satu setengah jam perjalanan di udara, landing tampaknya sensasinya tidak seasik take off, hehe.
Setelah turun dari pesawat dan berjalan ke tempat pengambilan bagasi dan mengambil koper kami pun menaiki taksi menuju ke saidah guest house. Jaraknya tidak terlalu jauh dari bandara dan tarifnya yang bersahabat dengan kantong yang hanya 125 ribu sudah termasuk sarapan dengan fasilitas yang cukup lengkap seperti kasur kamar mandi plus air panas dan tv, penginapan ini cukup recomend untuk disewa jika ke bandung. Di sana ternyata telah menunggu adik teman saya bersama dengan temannya, kami menyewa dua kamar dan setelah beristirahat, mandi lalu berpakaian kami berempat lalu berjalan-jalan sambil membeli makanan dan berencana ke jalan dago. Kami memutuskan membeli nasi goreng, saya makan cukup lahap karena lapar. Sehabis makan kami naik angkot ke jalan dago, adik teman saya sudah berpengalaman dalam hal naik angkot karena kuliah di bogor.
Di dago kami hanya melihat-lihat, masuk dari satu butik ke butik lainnya dan pada akhirnya membeli pakaian di pinggir jalan dengan menawar lumayan murah buat oleh-oleh. Ternyata ini ada hubungannya dengan kuliah adik teman saya makanya ia masuk ke berbagai butik untuk melihat berbagai perkembangan busana di kota parisnya jawa pusat fashion di Indonesia sebagai study banding. Setelah membeli kerak telur, saya hanya nyicipin dikit, kami pun kembali ke saidah naik angkot, kami sempat bingung karena sang supir angkot tidak tahu alamat yang kami tuju, sepertinya karena ada perubahan nama atau pembaharuan nama daerah disana mungkin. Terpaksalah kami turun dan berjalan kaki sekitar satu kilo lebih, lumayan lah olahraga malam sedikit, sesudah berjalan sekitar 10 menit lebih akhirnya indomaret di depan gang jalan masuk penginapan kami terlihat juga. kami membeli minu dan sedikit cemilan disini sebelum melanjutkan berjalan lagi sedikit menuju saidah.
Setelah beristirahat semalaman, saya bangun sekitar pukul 6 lebih dan turun kebawah untuk mengambil sarapan, teh dan roti. menu sarapannya adalah nasi kuning, kami makan sambil menonton tv. Setelah mandi kami lalu berjalan-jalan naik angkot ke daerah cihampelas bertemu dengan tante teman saya untuk diajak ke rumah mode diantar dengan mobil. Rumah mode tampaknya dituju untuk kepentingan adik teman saya yang ada hubungannya dengan studynya di bogor. Disini kami melihat-lihat berbagai mode pakaian terbaru, tante dan om teman saya bersama kedua anaknya yang pernah tinggal di Bali dan pernah bekerja sama dengan pak durpa dwi mekar yaitu sanggar tari dekat rumah saya sempat ngobrol bersama saya. Anaknya lumayan cantik dan sekolah di sekolah tari dan baru saja ujian menciptakan sekaligus memperagakan tari kreasi ciptaannya. Tari yang dikreasikan adalah campuran tari Bali dengan Jaipong sepertinya. Adiknya masih kecil dan sangat pemalu dan sangat pendiam, tipikal anak kecil yang bertemu orang baru sepertinya.
Setelah puas melihat-lihat dan berfoto-foto kami lalu menuju sebuah pasar atau pusat perbelanjaan yang terletak tak jauh dari sana. Parkirnya saja sampai di lantai paling atas saking ramainya, mungkin sekitar 5 sampai 6 lantai. Di sini saya membeli dua sepatu dan sebelumnya di cihampelas saya membeli mug dan juga kaos oleh-oleh, setelah puas shoping kini saatnya makan. Om dan tante teman saya mentraktir kami, wah baiknya orang-orang bandung, wkwk, mana enak lagi makanannya, mantap deh pokoknya. karena adik teman saya dan temannya akan balik ke bogor hari ini, maka kami pun segera menuju ke terminal sehabis dari sini. Setelah menurunkan mereka berdua di depan terminal kami lalu membeli oleh-oleh dodol dan permen khas daerah sana, seingat saya permennya kenyal dan seperti isi gula halusnya, pokoknya enak.
Di akhir perjalanan kami sempat mengantar juga anak sulung om dan tante teman saya ke kosnya. baru setelah itu kami diantar kembali ke saidah guest hotel. Oh iya sebelumnya setelah dari pusat belanjaan kami sempat mampir dulu ke saidah sebelum ke terminal untuk mengambil tas ransel adik teman saya dan temannya. Setelah mengucapkan terima kasih kami pun beristirahat kembali di dalam kamar, malamnya kami habiskan dengan menonton stand up comedy di bawah karena kamar kami ada di lantai dua. Sambil makan mie goreng atau mie ayam saya agak lupa dengan isi pangsit atau semacamnya kalau tidak salah yang kami beli di jalan dekat sana seharga 8 ribu rupiah, penjualnya sempat bertanya isi pangsit atau apa gtu yang saya jawab isi dan alhasil haru menambah 5 ribu lagi menjadi 13 ribu yang menurut saya cukup mahal untuk ukuran warung pinggir jalan.
Tak terasa sudah cukup larut malam dan kami memutuskan kembali ke atas dan saya sempat menonton sepakbola sebentar di tv atas sebelum tidur. Keesokan harinya kami seperti biasa sarapan dan mandi air hangat, saya mandi air hangat cukup lama karena sangat nikmat rasanya. Setelah siap sekitar pukul 8 lebih kami berangkat naik angkot untuk menuju trans studio bandung. Sesampainya disana kami membeli tiket seharga 150 ribu jika saya tidak salah ingat, seingat saya kami berangkat hari sabtu sepulang teman saya kerja dan kami ke trans studio hari senin dan harganya tampaknya lebih murah dibanding hari weekend, ini lah mengapa kami memutuskan berangkat hari sabtu untuk mendapatkan harga trans studio yang murah tentunya. Sesampainya di depan trans studio, kami lalu menunggu disana sampai trans studio dibuka, kami juga membeli voucher makan 50 ribu yang nanti bisa dipakai berbelanja di dalam dan ditukar jika masih ada sisanya. Tak lama berselang trans studio akhirnya dibuka diiringi dengan pertunjukkan tarian oleh para staff pegawai tran studio bandung. Setelah puas menyaksikan pertunjukkan tersebut kami lalu mengantre masuk ke dalam dan di dalam kami sudah disambut oleh fotografer yang bertugas memfoto setiap rombongan atau pasangan pengunjung yang baru masuk.
Harus diakui trans studio bandung memang sangat elok dan menyegarkan untuk dilihat, setting disulap bagaikan jalanan eropa lengkap dengan jam ala klasiknya, belum lagi petugasnya yang cantik-cantik bak artis sinetron yang akan membuat anda betah dan nyaman berlama-lama disini untuk bermain wahana atau sekedar cuci mata, hehe. Wahana pertama yang saya dan teman saya coba adalah giant swing adalah sebuah ayunan pendulum raksasa yang mirip dengan yang ada di jatim park 1, wahana ini sukses membuat kami merasakan sensasi dilempar dan diputar di udara yang tentu saja menimbulkan rasa mual. Lanjut ke wahana yang kedua adalah naik perahu yang berkapasitas 6 orang, berjalan dengan kecepatan sedang melewati terowongan dan terakhir meluncur kebawah turunan yang menyebabkan air muncrat dan membasahi kami. Wahana yang ke tiga yang kami coba adalah sky pirate yaitu seolah-olah kita berada di dalam kapal namun kapal bajak laut ini berada di atas para pengunjung, disini kita bisa melihatkeseluruhan dari trans studio bandung karena lintasannya yang mengelilingi trans studio bandung. Kita bisa menikmati pemandangan tempat ini dari atas dengan perspektif burung tentunya.
Kemudian wahana ke 4 yang kami coba selanjutnya adalah vertigo tran studio bandung, wahana ini mirip kincir angin namun tempat duduknya juga berputar 360 derajat sehingga selain diputar ke atas kita juga diputar di tempat duduk sehingga efeknya dobel, seorang pengunjung tampaknya ketakutan dan berteriak " teteh sudah teteh" berkali-kali karena saking takutnya, saya hanya bisa tertawa melihatnya untuk menyembunyikan ketakutan saya yang sebenarnya. Lalu kami beristirahat sebentar untuk memulihkan diri sambil berfoto-foto baik bersama para model yang ada atau pun bergantian saling memfoto satu sama lain. Puas berfoto dan kondisi sedikit pulih kami lalu lanjut ke wahanan selanjutnya yaitu dragon rider, dimana wahana ini mirip komedi putar namun dengan kecepatan dan gerakan tambahan naik turun oleh sang naga yang menambah efek keseruan wahana ini. Dragon rider kami coba 2 kali karena menurut kami wahana ini menyenangkan dan tidak terlalu seram begitu pula seluncur perahu yang pertama juga kami coba 2 kali dengan alasan yang sama.
Sebelumnya kami sempat duduk-duduk untuk beristirahat di area dekat negeri raksasa yang memang menyediakan seperti tempat duduk, sambil sesekali kami berfoto-foto ria. Melihat rumah hantu atau dunia lain saya pun tertarik untuk mencoba, tapi teman saya sepertinya tidak berani sehingga dia menunggu di luar. Setelah mengantre cukup lama saya bertemu juga dengan orang bali yang kebetulan satu kereta dengan saya, mengapa kereta, karena wahana ini menggunakan kereta untuk membawa pengunjung mengelilingi rumah hantu. di dalam rumah hantu atau dunia lain cukup seram mulai dari hantu biasa sampai hantu ambulance dan yang terakhir orang yang duduk disebelah kiri akan dicolek oleh petugas menyamar menjadi hantu sebelum pintu keluar. Setelah itu saya menemui teman saya yang sudah menunggu dan karena lapar kami berdua memutuskan membeli mie ayam di salah satu food court di sana, harganya memang termasuk lumayan namun dengan kualitas juga yang baik sehingga biasanya makan mie ayam kita tidak kenyang tapi mie ayam ini berbeda dan mengenyangkan. Perut terisi kami pun melanjutkan pertualangan kami, kali ini kami putukan masuk ke Trans science center, disini terdapat foto-foto besar beberapa orang penting atau penemu dan ilmuwan terkenal seperti albert einstein, newton, graham bell lengkap dengan keterangannya disamping foto mereka masing-masing. Disini ramai dengan rombongan anak sma atau madrasah mungkin karena memakai jilbab semua. sehabis berfoto-foto dan melihat beberapa alat peraga, teman saya sempat masuk ke kamar mandi hanya untuk berfoto, hehe, kami pun berjalan keluar untuk melanjutkan ke wahana selanjutnya yaitu Trans broadcast museum.
Trans broadcast museum adalah sajian rahasia dibalik setiap produksi trans tv, seperti pembaca berita kita bisa berdiri disana dan gambar kita masuk kamera dan seakan-akan kita sebagai pembawa acara trans tv. Kita juga bisa berfoto dan menjawab kuis pertanyaan mengenai acara atau program dan pengetahuan umum tras studio. Setelah berandai-andai sebagai pembawa acara insert kami pun melanjutkan ke marvel 4D trans studio bandung, disini dengan memakai kacamata khusus dan duduk dikursi yang bisa bergerak mirip dengan 4Dnya bns, kita pun diajak memasuki petualangan seru ironman, spiderman, hulk dan kapten amerika. Disini kita bisa merasakan sensasi dari ironman saat terbang, spiderman saat berayun dari satu gedung ke gedung lainnya dengan kursi ikut bergerak menyesuaikan dengan gerakan superhero, termasuk saat hulk marah kursi pun ikut bergetar dan ketika kapten amerika bertarung sangat dekat seolah-olah terjadi persis didepan wajah kita, pokoknya seru dan mantap. Sehabis itu kami keluar dan menuju ke arah dekat pintu keluar, disini kami berfoto di bawah lampu atau jam antik yang terdapat di sebelah bangunan ala eropa. tak jauh dari sana terlihat replika dari yamaha yzr m1 jorge lorenzo di pajang di depan wahana yamaha racing coaster.
Setelah membujuk dan berhasil meyakinkan teman saya, kami pun menaiki roller coaster ini, walaupun tidak full dan hanya sampai di lintasan lurus yang berbentuk turunan curam tapi sudah cukup memacu adrenalin kami dan menyentak melontarkan badan kami mengikuti gaya g-force dari kecepatan tinggi roller coaster ini yang tiba-tiba berbelok, seperti mau copot rasanya leher saya waktu itu. Setelah mengetahui ternyata mengasikkan sempat kami berpikir untuk mencoba lagi namun saya lupa apakah akhirnya kami mencoba untuk yang kedua kalinya atau tidak. Lanjur setelah itu saya juga berhasil membujuk teman saya untuk masuk ke rumah hantu atau dunia lain, sehingga saya menemaninya masuk dan mencoba wahana ini untuk kedua kalinya, naik kereta lagi dan ada bapak-bapak di depan kami bersama anaknya yang masih kecil tampak sangat ketakutan, terutama saat di layar yang ada pocongnya itu, nangislah itu anak dan bapaknya cuma bilang ngga apa-apa kok itu cuma kecoa, hantu dibilang kecoa gimana sih bapak ini, aneh, hehe.
Sesudah itu saya lanjut mencoba wahana negeri raksasa yaitu duduk berjejer kemudian kursi naik lalu tiba-tiba dijatuhkan sehingga menimbulkan sensasi ngeri yang lumayan, tapi karena tidak terlalu tinggi jadinya tidak terlalu seram dibandingkan wahana histeria di dufan, maklum ini indoor soalnya ada kelebihan dan kekurangannya, tapi secara overall sudah bagus. Saya menaiki ini dua kali sedangkan teman saya tidak berani dan beristirahat di tempat duduk yang ada di dekat sana. wahana terakhir yang kami coba adalah bolang yaitu menaiki semacam kereta dan kita diajak berkeliling nusantara dalam miniatur pakaian adat dan kebudayaannya. Wahana ini mirip seperti yang ada di jatim park 2 lengkap dengan ajakan menyayangi bumi, menjaga lingkungan dan nasehat-nasehat positif lainnya. Wahana ini sangat pas untu menutup petualangan kami di trans studio bandumg karena santai dan bernuansa relaksasi. Adapun beberapa wahana yang tidak bisa kami nikmati karena ada penayangan yang tidak setiap saat, ramainya antrean dan kurang menariknya wahana seperti misalnya spesial effect action, trans car racing, trans movie magic, trans city theatre, amphitheatre trans studio, kong climb yang kurang menari dan tampaknya memerlukan banyak tenaga dan terakhir negeri liliput yang diperuntukkna untuk balita.
Sudah puas berpetualang di sana kami pun keluar melewati toko cinderamata dan melihat foto-foto yang pertama kali masuk difoto itu, namun karena mahal jadi saya tidak ambil, dan seandainya bawa flash disk pasti saya minta soft copynya kalau gratis, hehe. Kami pun berjalan keluar dan turun ke lantai bawah menuju book store dimana teman saya tertarik untuk membeli beberapa buku dan saya juga membeli buku tentang cara menikmati segala sesuatu atau memanfaatkan gratisan, sedangkan teman saya membeli buku tentang mak comblang dan saya teraktir untuk yang satu ini karena murah. Setelah membayar di kasir kami pun berjalan ke arah jalan raya dan bertanya sebentar kepada satpam tentang angkot yang harus ditumpangi untuk kembali ke saidah. di angkot terjadi kelucuan ketika beberapa anak smps turun satu per satu namun mengatakan temannya yang bayarin, dan kemudian teman terakhir yang turun mengatakan tak tahu menahu tentang temannya itu, sempat marah namun si supir tampak ikhlas. Sesampainya di saidah kami bersiap-siap packing unruk terbang ke bali pada sore harinya.
Sekitar pukul 6 sore taksi yang dipesan pun datang, setelah sebelumnya check out satu kamar sebelum ke trans studio dan menyewa setengah hari untuk satu kamar sebagai tempat menyimpan koper, kami pun check out kamar yang satunya lagi. Saya sempat dibantu packing oleh teman saya karena saya tidak berpengalaman soal packing memacking karena biasanya bapak saya yang menyiapkannya untuk saya. Setelah tau memacking pakaian kotor yaitu digulung agar tidak memakan tempat terlalu banyak. Koper kami masukkan ke dalam taksi lalu berangkatlah kami ke bandara, diperjalanan kami ngobrol sedikit denga sang sopir sehingga tak tersa sudah tiba di bandara. Setelah menunggu dan waktunya check in untuk confirm tiket tiba, seperti sebelumnya kami membayar pajak bandara dan menitipkan bagasi kami, kecuali barang pecah belah oleh-oleh seperti mug dan sepatu karena koper sudah penuh. Untuk perjalanan pulang kami menaiki pesawat lion air yang harga tiketnya sekitar 300 ribuan, memang lebih mahal tapi hanya maskapai ini yang pas dalam jadwal kepulangan dan juga termurah. Ruang tunggunya pun lumayan walau tidak sebagus ruang tunggu bandara di film-film hollywood, tapi tetap nayaman dan bersih. Pesawat berangkat sekitar pukul 8 bandung atau 9 di bali, dan mendarat di ngurah rai internasional airport sekitar pukul setengah 11 waktu bali. Setelah mengambil koper saya langsung menuju ke parkir sepeda motor, sedangkan teman saya dijemput, karena sudah terlalu larut saya memutuskan untuk menginap di kos teman saya.
Sesampainya dikos teman saya, saya pun menceritakan petualangan saya dan juga tidak lupa saya berikan oleh-oleh baju, mug dan juga permen atau cemilan mirip yupi isi gula halus yang enak itu, saya sangat suka permen ini, kenyal-kenyal gimana gitu, setelah negosiasi baju mana yang diambil saya pun tidur beristirahat dan keesokan harinya saya pulang kembali ke singaraja. Sekian cerita dari saya, dan berikut beberapa foto yang bisa ditampilkan.
Baca juga Wisata Bali
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda