Minggu, 03 Agustus 2014

Petualangan Mudik Bali-Jogja 2014

Sore itu Jumat tanggal 25 Juli 2014 saya dan keluarga akan mudik ke Jogja. Berangkat sekitar pukul 8 malam kami tiba di pertigaan cekik pukul 10 kurang. Disini sudah mulai terjadi antrean kendaraan dan untungnya hanya sebentar. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Gilimanuk dan disinilah kemacetan yang sebenarnya telah menunggu. Setelah menunggu hampir 5 jam barulah kami masuk kapal yaitu sekitar jam 3 dinihari. Satu jam di kapal kami manfaatkan untuk beristirahat dan setelah tiba di ketapang kami pun melanjutkan perjalanan. Karena keluarga sepupu saya muslim jadinya kami beristirahat di SPBU yang untungnya ada tempat makannya walau sudah tutup tapi kami diijinkan makan disana. Setelah selesai sahur kamipun melanjutkan perjalanan, 2 jam berselang tibalah kami di Paiton yang terkenal dengan pembangkit listrik Jawa-Balinya. Tak lama berselang kami tiba di kota Probolinggo, lanjut kemudian hingga Gempol setelah melewati Pasuruan. Setelah melewati Mojokerto dan Mojoagung tibalah kami di kota Jombang, kampung halaman guru bangsa kita Kiai haji Abdurahman Wahid yang akrab disapa Gusdur ini memiliki slogan Jombang yang beriman. Setelah Jombang kami arahkan perjalanan menuju Madiun, namun sebelum memasuki kota Madiun kami arahkan perjalanan menuju Ngawi.

Dari Ngawi lanjut Solo kemudian Klaten dan setelah itu barulah memasuki wilayah Provinsi Yogyakarta pada hari minggu pagi sekitar jam setengah satu dinihari. Di kota Yogyakarta kami pertama singgah di rumah tante saya baru kemudian menuju ke penginapan di sendik yaitu sentral pendidikan BRI Yogyakarta. Disini terdapat penginapan yang cukup bagus dengan fasilitas yang sangat lengkap. Kami menginap disini selama 5 hari mulai dari hari Minggu sampai hari Jumat. Pada hari Minggu sekitar jam 10 pagi kami pergi ke Malioboro untuk berjalan-jalan sekaligus membeli oleh-oleh. . Sebelumnya sore hari kami sempat mampir ke Keceme tempat diselenggarakannya Trah, setelah menyantap Arem-arem kamipun pulang ke sendik. Petualangan keesokan harinya yaitu pada hari Senin adalah tersesat naik sepeda di Bandeng Raya dua desa dari Kerapyak setelah melewati bakungan namun masih dalam wilayah Gentan. Setelah lelah naik sepeda acara selanjutnya ternyata adalah rekreasi ke Gua Pindul, kali ini tidak semua bisa berangkat ke gua pindul karena ada yang ke bantul dan tinggal di rumah untuk Open House. Perjalanan ke arah Gua Pindul cukup jauh sekitar 2 jam dari kota Yogyakarta menuju ke arah Gunung Kidul. Gua Pindul terkenal dengan Stalagnit dan Stalagtitnya dan juga pernah dijadikan lokasi syuting iklan rokok Djarum yang adegannya melompat ke air di sebuah gua dengan lubang diatasnya. Disini kami naik ban dengan masing-masing orang menggandeng ban di belakang atau di depannya membentuk rantai ban dengan pemandu yang menggerakkan ban. Disini terdapat sebuah stalagnit yang cukup besar disebut batu Perkasa yang dipercaya jika menyentuhnya akan membuat lelaki tambah perkasa dan juga ada tetesan air penambah kecantikan dan awet muda dimana konon khusus wanita akan membuat tampak lebih cantik jika terkena tetesannya. 

Setelah setengah jam di dalam gua kami pun lanjut menuju ke lokasi ke dua yaitu arum jeram oyo yang ternyata tak seseram namanya. Disini kita masih sama bergandengan ban dan dipertengahan perjalanan kita bisa berhenti untuk berenang atau menguji keberanian dengan melompat dari ketinggian 5 meter dari pinggir atau dari jembatan bambu. Setelah sampai diujung sungai kamipun diantar menggunakan pick up kembali ke tempat awal, keseruan justru terasa saat menaiki pickup melwati jalan yang offroad. Setelah berganti pakaian dan memakan bakso kamipun kembali menuju ke Kerapyak tempat tante saya lalu ke sendik untuk beristirahat. Keesokannya kami menghadiri Trah Prawirodimedjo dan Trah berjalan dengan lancar mulai dari pukul 9 sampai pukul 3 sore. Setelah bersalam-salaman dan berfoto bersama acarapun berakhir dan semua pulang kembali ke rumah masing-masing. Pada hari Rabu kami berwisata ke pantai baron, perjalanan cukup melelahkan karena macet di gunung kidul. Setelah 3 jam lebih kamipun sampai di pantai Baron, sehabis makan siang kami langsung menuju pantai, ada dua lokasi unik di pantai ini. Yang pertama adalah adanya aliran sungai yang arusnya cukup kuat sehingga kita bisa terbawa hingga pantai. pantai ini diapit oleh dua tebing di sisi kanan dan kirinya dengan pasir yang cukup luas disebelah kiri hingga aliran sungai dan pada sisi kanan pasir hanya 3 meter dari tebing.

Tempat yang kedua adalah pantai dengan ombaknya yang cukup menantang, disini kita bisa berdiri dibibir pantai sambil menunggu ombak menerjang kita atau kita yang menerjang ombak. Namun kekurangan adalah angin yang cukup keras dan arus yang cukup membahayakan yang menuju ke pantai. Setelah puas bermain ombak dan arus dan hari juga mulai gelap kami pun bersiap-siap untuk pulang. Di perjalanan pulang kami melewati sebuah tempat yang dinamakan bukit bintang karena dari sana kita bisa melihat keindahan kota Jogja pada malam hari. Setelah melewati macet kami singgah sebentar di Polsek Phatuk tempat om saya bertugas untuk numpang buang air kecil. Sesampai di sendik kamipun tidur untuk beristirahat, keesokan harinya saya habiskan dengan berenang main sepak bola dan berjalan-jalan sambil membeli mister burger. Malam harinya saya dan keluarga saya mengunjungi alun-alun selatan, kami menuju kesana melalui Malioboro dengan menaiki becak dari Terban dan menaiki andong dari malioboro ke alun-alun selatan. Di alun-alun selatan kami menaiki becak cinta yaitu mobil tapi menggunakan kayuhan untuk tenaganya dengan warna-warni lampu dan full musik. Setelah mengitari alun-alun sekali kamipun membeli ronde dan mencoba melewati beringin kembar dengan mata tertutup yang sayangnya tak ada satupun dari kami bisa lewat ditengah-tengahnya dan saya melenceng sangat jauh hingga menuju ke kanan tidak lurus kedepan.



Setelah puas berekreasi disini dimana adik saya menyewa sepeda tandem yang juga dihiasi lampu warna-warni dan juga lucunya ada ibu-ibu yang menjadi tukang becak mengantar anaknya berkeliling. Padahal ibu itu sudah bayar dan juga harus mengayuh sendiri, sebelum pulang saya sempat membeli cilok pentol atau siomay yang cukup enak. Setelah menyewa becak kamipun tiba di tempat parkir kendaraan dan bali ke sendik. keadian apes sempat saya alami bersama sepupu saya ketika akan kembali, saya yang menaiki motor dengan sepupu saya tiba-tiba bannya bocor dan terpaksa menelpon Mama saya dan kemudian mencari tempat tambal ban. Setelah ganti ban karena yang bocor adalah bekas tambalannya kamipun meluncur ke sendik dan tiba di sana sekitar pukul setengah 3 dinihari. Setelah tidur keesokan harinya jam 9 saya dibangunkan oleh keponakan utuk berenang, walau masih nagntuk tapi saya iyakan dan setelah berengn lalu sepak bola. Pukul 13.00 kami berangkat ke Kerapyak ke rumah tante untuk pamitpulang ke Bali. Sekitar pukul 3 sore kamipun berangkat, setelah beberapa kali Istirshst untuk maksn, busng air dan tidur sebentar akhirnya jam 11 siang keesokan harinya atau hari Sabtu kami tiba di Ketapang. Karena ada kepentingan maka kami mampir ke Rogo jampi sebentar dan barulah sekitar pukul 2 kami menyebrang ke Gilimanuk. karena selisih waktu sejam jadi kami sampai di Gilimanuk sekitar pukul setengah 4, setelah mengantar sepupu Sholat kamipun meluncur ke Singaraja dan tiba di rumah sekitar jam 6 sore.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda