Selasa, 05 Mei 2015

Goes to Bromo from Bali

Sebelum saya menuliskan kisah perjalanan ini, ada baiknya kita bersyukur kepada Tuhan atas karunia dan segala yang telah diberikannya kepada kita. Dan sekali lagi perjalanan ini takkan terlaksana jika tanpa seizin Tuhan yang  Maha Kuasa. Kisah perjalanan ini dimulai ketika teman saya yang berdomisili di Gilimanuk menawarkan saya untuk ikut pergi ke Bromo, ketika itu pilihannya ada dua yaitu antara naik kereta dari Banyuwangi sampai Probolinggo atau naik motor sampai Bromo. Pilihan akhirnya jatuh pada pilihan kedua yaitu naik motor setelah menimbang-nimbang berbagai hal mulai dari biaya sampai alat transportasi yang tersedia di sana jika tidak ada motor.


Hari itu Kamis tanggal 30 April 2015, mengawali kisah perjalanan ini, sore jam 4 saya berangkat ke Gilimanuk menuju ke kos teman saya. Sekitar jam 6 saya pun tiba disana dengan membawa pesanan berupa plat nomor untuk persiapan perjalanan keesokan harinya. Setelah bercengkrama sambil membicarakan tentang perjalanan esok hari, malam harinya kami menyempatkan diri untuk berkeliling di sekitaran pelabuhan Gilimanuk untuk sekedar menikmati suasana pelabuhan.

Setelah puas berkeliling kami pun memutuskan untuk segera pulang untuk beristirahat agar esok jam 5 pagi sudah siap memulai perjalanan ini. Jam 4 pagi kami semua sudah bangun untuk bersiap-siap dan sejam kemudian kami berangkat menuju pelabuhan. Di atas kapal kami sempat disuguhkan pemandangan sunrise yang membuat kami cukup terkagum-kagum.




Puas menikmati sunrise sambil berfoto-foto ria, membuat perjalanan diatas kapal tak terasa begitu lama. Dan this the time the journey begin, setelah mengisi bahan bakar dan perbekalan kami pun segera memulai perjalanan panjang ini. Dimulai dengan melewati hutan Baluran kemudian dilanjutkan menuju Situbondo dan setelah hampir 3 jam di perjalanan kami pun memutuskan untuk beristirahat di pasir putih. Disini kami meregangkan badan sambil bersantai menikmati pemandangan laut yang lumayan indah, setelah itu kami pun mengisi perut kami yang mulai keroncongan dengan sate lontong yang dijual di dekat sana.

Setelah dirasa lelah sedikit
berkurang maka kami lanjutkanlah perjalanan kami menuju Probolinggo. Setelah melewati PLTG Paiton maka makin dekatlah kami dengan destinasi atau tujuan utama kami yaitu Bromo. Setelah menempuh perjalanan hampir 3 jam dari Pasir Putih tempat kami beristirahat tibalah kami di kota Probolinggo. Dari sini kami harus menempuh perjalanan kira2 satu jam lagi menuju ke desa terdekat di kaki gunung Bromo yaitu desa Cemoro Lawang. Karena sempat berpisah dengan teman saya yang lebih dulu melesat, entah bagaimana ceritanya setelah berhenti di Indomaret terakhir dia sudah mendapatkan tempat untuk menginap. Di tempat penginapan kami terdapat 4 kamar dengan ruang tamu yang dilengkapi tv dan kamar mandi bersama yang dilengkapi air panas.

Setelah mandi air hangat, kami turun kebawah untuk mencari makan, tak lama kemudian hujan turun dan rencana kami untuk menuju ke gunung Bromo sempat kami urungkan. Akan tetapi setelah beberapa saat hujan pun berhenti dan kami segera menuju ke gunung Bromo. Dari penginapan kami menempuh kira-kira 3 km menuju arah atas kemudian menuju ke hamparan pasir sebelum tiba di tempat parkir gunung Bromo. Hal ini kami lakukan untuk mencari tahu kondisi medan sebelum acara sebenarnya keesokan harinya.

Sempat berteduh sambil beli kopi karena hujan, kami pun memutuskan segera kembali ke penginapan untuk menghemat tenaga dan beristirahat agar segar keesokan harinya. Setelah mandi dan menonton tv sejenak, sekitar jam 8 kami semua menuju ke kamar untuk tidur. Keesokan harinya jam 2 pagi kami semua bangun dan bersiap-siap untuk berangkat ke penanjakan 1. Setengah jam kemudian deru suara mobil jeep dan hardtop mulai terdengar melewati tempat penginapan kami. Setelah semua siap kami pun segera berangkat ke tempat tujuan kami. Setelah melewati jalur yang sudah kemarin kami sempat coba maka di mulailah petualangan kami yang sebenarnya. Dengan jeep di depan sebagai pemandu kami pun melaju di lautan pasir Bromo, sempat beberapa kali dibuat ngeri dengan pasir yang tidak padat yang membuat kami beberapa kali hampir terjatuh. Namun ternyata perjuangan itu belum seberapa karena tantangan sebenarnya adalah menaiki tanjakan ekstrim menuju penanjakan 1.

Sempat berhenti untuk berpikir apakah lanjut atau menaiki ojek, namun teman saya berhasil meyakinkan saya untuk tetap menggunakan motor. Dengan saya di posisi depan maka dimulailah perjuangan menaklukan tanjakan tersebut. Baru saja mulai sebuah motor matic sudah gugur dan tak lama kemudian gugur kembali sebuah motor matic. Setelah cukup jauh diatas sebuah motor Yamaha Jupiter rantainya putus tepat di depan saya, tanjakan disini benar-benar sangat menantang sebab selain curam juga belokannya yang tajam yang membuat saya cukup kewalahan mengendalikan sepeda motor saya. Setelah sampai cukup jauh diatas kembali sebuah Satria fu mogok di depan saya namun dia cukup beruntung karena sudah cukup dekat berada pada penanjakan 1.

Setelah sampai diatas kami segera menuju ke titik tempat menyaksikan sunrise, namun sayang cuaca sedikit berawan membuat sunrise kurang sempurna untuk disaksikan.


Setelah puas berfoto ria, kami lalu memutuskan untuk turun menuju ke penanjakan 2. Disini pemandangannya tidak kalah indah bahkan bisa dibilang disinilah tempat terbaik untuk menikmati keindahan Bromo.







Setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan kembali menuju ke lautan pasir untuk menuju ke Pura yang ada disana. Perjalanan turun jauh lebih mudah dibandingkan naiknya, setelah sampai di Pura kami pun segera sembahyang karena kebetulan bertepatan dengan hari raya Saraswati.





Setelah sembahyang kami melanjutkan perjalanan kami menuju ke kawah Bromo.





Diatas kawah keadaannya cukup ramai karena kita harus mengantre untuk menaiki tangga menuju kawah. Disini kita juga dapat membeli bunga edelweis namun harus pintar menawar agar dapat harga yang murah. Setelah dari sini kami kembali ke area Pura untuk mengambil motor dan menuju destinasi selanjutnya, disini kami juga sempatkan untuk berfoto ria sebelum melanjutkan perjalanan.





Karena berhubung dengan waktu yang mepet dengan check out di penginapan maka kami sudahi saja petualangan di Bromo kali ini. Setelah mandi dan berkemas maka sekitar jam 1 siang kami segera meluncur kembali ke Bali. Sempat mampir ke Indomaret untuk membeli kratingdaeng dan juga mampir di warung makan untuk mengisi perut kami yang sudah kelaparan. Sempat juga sebelumnya berhenti untuk membeli oleh-oleh kami pun disambut dengan hujan yang cukup deras di sepanjang perjalanan. Dengan kesepakatan saya yang di depan namun dengan full speed agar kejadian sebelumnya saat saya tertinggal tidak terulang maka siaplah kami untuk memulai perjalanan panjang balik ke Bali. Sempat berhenti sejenak di SPBU untuk membeli pertamax, perjalanan kembali dilanjutkan dengan gila-gilaan, efek pertamax dan kratingdaeng membuat kami menggila dengan menggeber habis-habisan motor kami sampai melebihi kecepatan 100 km per jam. Dari semua jalur yang kami lalui, yang paling mengerikan saat itu adalah hutan Baluran. Memasuki area hutan dengan langit mulai gelap di tambah dengan turun hujan yang cukup deras membuat kami kesulitan untuk melihat keadaan jalan atau jalur di depan. Belum lagi kendaraan besar dengan lampu yang menyilaukan terkadang membuat kami harus ke pinggir dan mengurangi kecepatan. Tapi untunglah tidak terlalu banyak lubang yang kami temui seperti di Probolinggo. Setelah hampir satu jam berkendara dalam jalur tengkorak ini kami pun akhirnya selamat sampai Ketapang walau sebelumnya sempat beristirahat sejenak di sebuah SPBU. Kemudian kami menyebrang dan tiba di Gilimanuk sekitar jam 10 malam.

Kesimpulan dari perjalanan ini adalah apapun tantangannya kalau kita yakin pasti bisa dan selalu percaya pada diri sendiri. Sedangkan untuk estimasi biaya selama perjalanan ini adalah bbm 100 ribu, penyebrangan 50 ribu, penginapan 150 ribu, makan 50 ribu, tiket masuk 50 ribu. Jadi total biaya perjalanan ini sekitar 400 ribu ditambah pengeluaran-pengeluaran kecil lainnya. Sekian dan terima kasih.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda