Air Terjun Sekumpul
Setelah lama tidak menulis di blog, kerinduan itu datang pula dan kebetulan saya ingin berbagi pengalaman saya berkunjung ke air terjun sekumpul. Hari ini tepatnya Minggu tanggal 7 Desember 2014 sekitar jam 2 siang kurang saya meluncur ke tempat tujuan yaitu air terjun sekumpul. Berjalan ke arah timur dari kota singaraja dan belok kanan di pertigaan jagaraga maka petualangan pun dimulai. Dengan jalan menanjak kurang lebih 15 km ke arah selatan maka tibalah kita di desa sekumpul dimana air terjun tersebut berada. Setelah bertanya beberapa kali dengan penduduk lokal akhirnya air terjun sekumpul berhasil ditemukan. Jika menggunakan sepeda motor kita bisa terus mengendarai hingga tempat parkir terakhir yang jalanya cukup ekstrim ukuran orang yang jarang kesana atau orang awam.
Setelah memarkirkan motor dilanjutkan dengan berjalan kaki sekitar 1 km, namun baru sekitar 100 meter kita sudah disambut dengan ramah oleh seorang ibu penjaga warung sekaligus penjual tiket, cukup dengan 2000 rupiah kita sudah bisa melanjutkan perjalanan menuju air terjun. Untuk menuju air terjun kita mempunai dua pilihan jalan yaitu jalan yang menanjak dan menurun curam tapi menyajikan pemandangan yang indah atau jalan yang mendatar namun tidak menyajikan pemandangan seperti di jalan yang satunya. Berdasarkan rekomendasi ibu penjual tiket sekaligus pemilik warung saya pun memilih jalan yang pertama.
Di jalan pertama yaitu ang menanjak dan menurun cukup ekstrim saya sempat bertemu beberapa bule yang sedang dalam perjalanan balik. 100 meter pertama jalan masih normal dalam artian masih dalam kadar toleransi stamina dan fisik saya, baru setelah itu saya menjumpai beberapa anak tangga yang menurun cukup curam menurut saya karena susunan tangga yang tidak terlalu safety dan cukup berbahaya jika tidak berhati-hati. Setelah melewati beberapa anak tangga lagi kita akan menemukan sebuah pondok atau bale bengong dengan pemandangan air terjun di kejauhan, saya beristirahat sebentar disini sambil menikmati pemandangan. Setelah itu saya lanjut menuju ke bawah dengan anak tangga yang semakin curam dan cukup membuat ciut nyali diaman dibeberapa bagian besi pengaman tangga di pinggir sudah hilang.
Setelah melalui seluruh tangga dan tiba di bawah kita akan menemukan sebuah jembatan dimana diseberang jembatan adalah wilayah desa lemukih, dan lucunya saya harus membayar lagi 5000 rupiah jika ingin melanjutkan perjalanan menuju ke air terjun. Setelah kejadian tak terduga itu saya pun melanjutkan menuju kaki air terjun yang sudah tidak jauh jaraknya. Ternata untuk menuju air terjun kita harus menyebrangi sungai yang tidak terlalu besar dan sangat dangkal, namun tetap berhati-hati karena bebatuannya cukup licin dan saa sarankan langsung berpijak di dasar sungai untuk lebih amannya. Sesamapaina di kaki air terjun saya pun mencoba untuk mengabadikan keindahan alam tersebut dengan beberapa kali menjepretnya dengan blackberry saya. Walau hasilnya tidak sebagus kamera dslr atau mungkin hp jenis lain tapi mau bagaimana lagi yang ada cuma bb (curcol dikit wkwk).
Karena sendirian saya sempat merinding juga berada disana untuk beberapa saat, namun setelah menghilangkan semua pikiran negatif dan rasa takut saya pun mulai menikmati hempasan butir-butir air terjun yang mulai membuat kacamata saya berembun dan terkena titik-titik air. Sempat berharap ada yang datang semoga itu cewek apalagi bule terus mandi pake bikini tapi ngga ada yang datang-datang dan saya juga takut jika kelamaan disana akan turun hujan karena langit sudah mulai mendung makanya saya memutuskan untuk segera balik menuju ke atas. Dari semua tantangan yang sudah saya lewati, tantangan terbesar ternyata ada di depan saya ketika mau balik, turunnya saja sudah bikin ngos-ngosan bagaimana naiknya, tapi dengan jiwa patang menyerah yang saya miliki saya pun mulai menaiki anak tangga satu demi satu, dengan tetesan peluh dan nafas yang mulai tersengal-sengal saya mencoba untuk tetap bergerak. Tapi baru sebentar saja jantung saya sudah mau meledak dan saya putuskan untuk duduk dan beristiraha sejenak, dan menurut saya buat orang yang suka tantangan agak ekstrim sekaligus menguji kekuatan fisik dan stamina cocok banget dah sama jalan ini. Dan parahnya ternyata saya baru menyadari ketika sudah samapi di warung ibu tadi bahwa ada jalan satunya yang lebih mendatar dan cocok untuk digunakan saat perjalanan pulang. Mana sempat tepar tadi di bale bengong selama hampir 10 menitan dan bertemu sepasang kekasih yang sedang kasmaran dan yang cowok sepertinya berusaha memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan wkwk.
Tapi ada bagusnya juga saya lewat tanjakan tangga tersebut karena sempat bertemu beberapa orang yang mencoba peduli terhadap saya, mulai dari seorang bule yang bertanya 'are you tired?", menurut loh.. wkwk sampai bapak-bapak yang menawari minuman tapi saya tolak takut seperti kejadian-kejadian di bis menerima minuman dari orang asing dan baru sadar 3 hari kemudian wkwk. Bule-bule kenapa kalian seksi-seksi, reaksi saya setelah melihat bule cantik dengan pakaian kodok tapi ngga pake baju cuma memakai bra semi baju wkwk apa ya namanya. Demikianlah perjalanan ini dapat saya sampaikan lewat tulisan yang iseng ini, semoga bermanfaat dan juga sedikit terhibur. See you next time, bye.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda