Selasa, 27 Januari 2015

This is Ijen Crater

Hari itu Sabtu tanggal 24 Januari 2015, jam menunjukkan pukul 05.00 wita, saya pun lalu bergegas berangkat menuju Gilimanuk dimana teman saya sudah menunggu disana. Setelah dua jam perjalanan dari Singaraja akhirnya tibalah saya di Gilimanuk dan tak perlu menunggu lama saat teman saya menghampiri di pinggir jalan depan Indomaret. Tanpa perlu banyak basa-basi kamipun segera menuju ke pelabuhan, setelah selesai diperiksa sim dan stnk oleh pak polisi kamipun segera menuju loket untuk membeli tiket dimana untuk sepeda motor biayanya 25 ribu. Tanpa perlu isi menunggu kamipun langsung menuju ke dalam kapal dimana kami menuju lantai paling atas untuk menikmati pemandangan. Sekitar satu jam di laut kamipun akhirnya berlabuh di pelabuhan Ketapang, segera kami meluncur menuju ke kawah Ijen, Keadaan jalan yang berkelok menanjak cukup menantang untuk ditaklukan, setelah lebih dari satu jam kamipun tiba di Ijen. Setelah membayar 15 ribu kamipun segera mendaki 3 km ke arah kawah Ijen.



Bagi yang memiliki penyakit asma, darah tinggi atau jantung sangat tidak disarankan untuk ikut mendaki, karena medan pendakian yang menanjak dan sangat menguras tenaga. 100 meter pertama saya masih cukup percaya diri dan sambil memakai headset untuk mendengarkan lagu saya menganggap pendakian ini seperti jalan-jalan di taman. Hal itu ternyata awal dari perjuangan penuh derita dan tenaga karena baru 500 meter saya sudah kehabisan nafas dan harus beristirahat sambil minum air. Kedua teman saya mulai meninggalkan saya dibelakang yang masih kesulitan untuk mengatur nafas dan akhirnya saya persilahkan mereka untuk duluan. Dengan nafas yang semakin ngos-ngosan saya berusaha semampunya untuk melanjutkan pendakian, selangkah dei selangkah dibarengi istirahat untuk bernafas pun saya lakukan. Sempat bertemu beberapa kali dengan rombongan pendaki yang turun kebawah sambil memberikan semangat atau sekadar bertanya membuat semangat saya sedikit naik. Setelah satu jam lebih berjuang dengan keringat yag mulai bercucuran dan nafas yang hampir habis, saya pun akhirnya tiba di pos pertama dimana kedua teman saya sudah menunggu dengan sabarnya. Kamipun beristirahat sejenak disini sambil menikmati popmie panas sebagai tambahan tenaga menuju pendakian selanjutnya. Di pos ini juga merupakan tempat penimbangan para pengangkut belerang dimana berat pikulan belerang mereka diukur utuk diberikan semacam kuitansi yang mungkin akan dicairkan setibanya dibawah.


Jalur pendakian setelah pos tersebut tidaklah seberat jalur pendakian sebelumnya, dimana tanjakan hanya terdapat di 100 meter pertama setelah itu tanjakan mulai berkurang dan tidak seberat sebelumnya. Pada jalur pendakian ini saya mulai mampu mengatur nafas dan tidak separah sebelumnya, setengah jam mungkin jika tidak salah waktu yang kami perlukan hingga sampai di Kawah Ijen. Namun cuacanya tampaknya sedang tidak bersahabat, karena baru sebentar di puncak hujan mulai turun, namun beruntunglah kami karena sempat mengambil beberapa foto sekaligus menikmati keindahan Kawah Ijen dan tebing-tebing disana. Beruntunglah saya membawa jas hujan sehingga kami bisa berteduh sekedarnya disaat hujan tiba-tiba menjadi lebat, 15 menit kami menunggu hujan reda namun tak ada tanda hujan akan berhenti ditambah dengan petir yang mulai menyambar membuat keinginan kami bertahan menjadi berkurang. Akhirnya setelah menimbang-nimbang dan demi keselamatan kami, dengan berat hati kamipun kembali menuju ke pos sebelumnya, keinginan kami untuk lebih lama diatas untuk menikmati pemandangan dan menuju ke area yang viewnya lebih bagus harus kami urungkan dengan alasan keamanan. Kami bertiga dengan satu jas hujan berhati-hati menyusuri jalur turunan yang mulai sedikit becek. 





Sesampainya di pos kami segera berteduh sambil menunggu hujan reda, sambil menikmati segelas susu coklat hangat kamipun sebisa mungkin untuk tidak kedinginan. Setelah hujan reda dan badan sudah cukup segar kamipun memutuskan untuk turun menuju ke bawah. Perjalanan menuruni Ijen sangatlah jauh lebih mudah dibandingkan saat pendakian, tidak ada nafas ngos-ngosan maupun rasa capek berlebihan saat kami menuruni Ijen. Sempat beberapa kali berhenti untuk berfoto dan tidak samapai setengah jam kami sudah berada di tempat awal saat kami memulai pendakian. Setelah beristirahat sebentar kami segera berangkat untuk mencari tempat makan di perjalanan pulang. Setelah makan kami lanjutkan menuju ke pelabuhan, sekitar pukul setengah empat waktu di sana atau setengah lima waktu bali kamipun masuk ke kapal untuk kembali menuju Gilimanuk. Setelah disuguhi keindahan sunset di atas kapal kamipun tiba di Gilimanuk sekitar jam setengah enam. Dengan badan yang kelelahan kamipun menuju kos untuk beristirahat.











     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar