Halo sobat semua sebangsa dan setanah air, mana suaranya? Kali ini saya hadir kembali untuk menyajikan sebuah cerita petualangan di Air terjun Les. Mengapa dinamakan air terjun les, karena letaknya di desa les kecamatan Tejakula kabupaten Buleleng. Apakah yang bisa kita nikmati disana, pastinya air terjun yang tingginya sekitar 30 meter. Saya awali cerita saya ini dari titik start yaitu Singaraja, berjalan ke arah timur sekitar 40 km atau 30 menit bertemulah kita pada sebuah pertigaan, dimana sesuai dengan penunjuk arahnya maka untuk menuju ke air terjun kita harus belok kanan. Menyusuri jalan aspal yang tidak terlalu mulus dan
tidak juga jelek sekitar 200 meter setelah melewati jembatan kita akan menemukan sebuah pertigaan lagi. Di pertigaan satu ini kita belok kiri dan sudah menanti di depan kita jalan tanah yng cukup estrim tapi masih bisa dlalui dengan aman, sekitar 100 meter dari sana tibalah kita di areal parkir yang dasarnya batu kerikil. Setelah membayar tiket 5000 rupiah saatnya bagi yang suka trekking atau sekadar latihan kaki ini adalah tempat yang cocok bagi anda, namun bagi yang malas berjalan siap-siaplah untuk tersiksa. Menurut informasi penjaga loket tiket kita hanya perlu berjalan 10 menit, tapi menurut saya 15 menit lebih. Rute perjalanan menuju air terjun cukup menanjak dan melelahkan membuat saya sedikit kehabisan nafas saat tiba di air terjun. Selain itu mungkin karena belum seterkenal air terjun gitgit dan hari itu bukan hari libur atau weekend jumlah pengunjung yang saya amati sangatlah sedikit, malahan yang saya banyak temui adalah penduduk lokal yang asik mandi sambil bermain di air terjun. Satu tips unik dan mungkin kepercayaan dari kepercayaan penduduk lokal yang meletakkan uang koin di atas batu besar di areal air terjun yang tujuannya mungkin memohon keselamatan dan rejeki. Di air terjun ini juga terdapat Pelinggih dan padmasana yang merupakan tempat suci bagi warga lokal jadi kita harus mentaati tata tertib yang berlaku. Untuk lebih jelasnya saya tampilkan beberapa foto dari air terjun les sebagai berikut :
tidak juga jelek sekitar 200 meter setelah melewati jembatan kita akan menemukan sebuah pertigaan lagi. Di pertigaan satu ini kita belok kiri dan sudah menanti di depan kita jalan tanah yng cukup estrim tapi masih bisa dlalui dengan aman, sekitar 100 meter dari sana tibalah kita di areal parkir yang dasarnya batu kerikil. Setelah membayar tiket 5000 rupiah saatnya bagi yang suka trekking atau sekadar latihan kaki ini adalah tempat yang cocok bagi anda, namun bagi yang malas berjalan siap-siaplah untuk tersiksa. Menurut informasi penjaga loket tiket kita hanya perlu berjalan 10 menit, tapi menurut saya 15 menit lebih. Rute perjalanan menuju air terjun cukup menanjak dan melelahkan membuat saya sedikit kehabisan nafas saat tiba di air terjun. Selain itu mungkin karena belum seterkenal air terjun gitgit dan hari itu bukan hari libur atau weekend jumlah pengunjung yang saya amati sangatlah sedikit, malahan yang saya banyak temui adalah penduduk lokal yang asik mandi sambil bermain di air terjun. Satu tips unik dan mungkin kepercayaan dari kepercayaan penduduk lokal yang meletakkan uang koin di atas batu besar di areal air terjun yang tujuannya mungkin memohon keselamatan dan rejeki. Di air terjun ini juga terdapat Pelinggih dan padmasana yang merupakan tempat suci bagi warga lokal jadi kita harus mentaati tata tertib yang berlaku. Untuk lebih jelasnya saya tampilkan beberapa foto dari air terjun les sebagai berikut :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar