Borobudur adventure
Saat itu Agustus 2012 tanggalnaya saya lupa antara saetelah atau sebelum lebaran. Saya dan keluarga bersama-sama mengunjungi Candi Budha Terbesar di Indonesia bahkan mungkin dunia kalau saya tidak salah. Berangkat sekitar pukul 10 kami tiba diareal parkir Borobudur hampir tengah hari. Cuaca cerah cenderung panas menyambut kami. Begitu membeli tiket saya diserbu para penyewa payung yang berlomba memberikan harga termurah dan peraturan juga melarang membawa makanan dan minuman ke dalam areal candi. Karena takut di dalam tidak ada penyewa payung karena saya baru pertama kali ke sini akhirnya saya
pun menyewa payung termurah. Sebelum menuju ke candi kami bersama berfoto di depan areal candi setelah itu memakai semacam kamen atau sarung dan selendang, barulah setelah itu kami masuk ke areal candi.
Cuaca yang sangat panas membuat saya kehausan dan sepertinya membawa air masih diperbolehkan, dan di dalam areal halaman candi ternyata bertebaran penyewa payung yang harganya lebih murah lagi. Makanan dan minuman dilarang sepertinya karena kebiasaan masyarakat Indonesia yang membuang sampah sembarangan dapat mengotori area candi, bahkan ketika di dalam areal candi bebrapa oknum pengunjung tampak menduduki stupa yang sudah jelas berisi larangan duduk diatas stupa atau candi, mengingat candi borobudur adalah salah satu tempat suci agama Budha. Setelah puas menikmati keindahan dan kemegahan candi Borobudur yang dibangun abad ke tujuh oleh dinasti Syailendra ini saya dan keluarga turun dan mencari pintu keluar di sini saya sempat kebimgungan karena banyaknya pedagang yang menawarkan dagangannya saat saya baru saja turun dari candi. Saya sempat membeli beberapa cindera mata dan kembali berjalan saya melewati beberapa pedagang cindera mata dan minuman. Saya kira ada sebuah antrean menuju pintu keluar ddan saat saya mendekat ternyata itu pintu masuk. Sempat ingin bertanya pada spg minuman kesehatan tapi sepertinya sibuk kemudian saya bertanya pada petugas dan diarahkan ke pintu keluar, sepupu saya ada yang habis menaiki gajah disaat saya tersesat tadi, benar-benar kacau. Akhirnya setelah berhasil berkumpul lagi di pintu keluar kami pun menuju warung tempat bapak saya menunggu, dan lurus ke kanan dari pintu keluar terdapat toilet. Demikian pengalaman yang bisa saya bagikan untuk pembaca sekalian di Borobudur. Berikut beberapa foto sekedar penayangan candi Borobudur oleh saya.
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda